Wakil Bupati Lampung Utara Soroti Ketimpangan Harga Singkong, Desak Regulasi Perlindungan Petani
Wakil Bupati Lampung Utara menyoroti ketimpangan harga jual singkong dan potongan besar perusahaan yang menindas petani, meminta pemerintah segera hadir melindungi.
Lampung Utara – in:REALITA, Ketimpangan yang menimpa petani singkong di Lampung Utara kini menjadi sorotan serius Wakil Bupati Romli, S.Kom., S.H., M.H. Dalam pernyataannya, ia menekankan perlunya pemerintah hadir memberikan perlindungan hukum dan ekonomi kepada petani yang selama ini hanya menerima harga rendah dan potongan besar dari perusahaan.

❝Petani kita ini sudah tertindas. Mereka jual singkong dengan harga hanya sekitar Rp1.100 per kilo. Setelah potongan perusahaan 40%, sisanya cuma Rp6.000 per enam kilo. Ini harga yang tidak manusiawi,” tegas Romli.
Romli menyebutkan bahwa perusahaan dan petani sebenarnya saling membutuhkan. Namun, dalam praktiknya, petani justru menjadi pihak yang terus dirugikan. Ia menilai ada konflik kepentingan yang menekan kesejahteraan petani, padahal mereka adalah ujung tombak penyedia bahan baku industri.

❝Perusahaan ini kebanyakan asing, dan mereka tidak peduli dengan kondisi petani. Jika pemerintah tidak segera membuat aturan, petani kita bisa menyerah dan berhenti menanam,” ujarnya prihatin.
Romli mendesak adanya regulasi tegas untuk melindungi petani, termasuk harga dasar dan transparansi potongan di lapangan. Menurutnya, pemerintah daerah telah berusaha memfasilitasi aspirasi petani, namun kewenangan harga dan tata niaga tetap membutuhkan dukungan pemerintah pusat dan kementerian terkait.
Ia menambahkan bahwa ketidakadilan harga ini menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan pertanian singkong di Lampung Utara, yang selama ini dikenal sebagai salah satu lumbung singkong nasional.

❝Saya mohon bimbingan dan dukungan pemerintah pusat untuk segera meluruskan persoalan ini. Jangan sampai petani kehilangan harapan karena merasa sendirian,” pungkasnya dengan nada berat.
Singkong selama ini menjadi komoditas utama bagi ribuan petani di Lampung Utara. Namun, tanpa perlindungan harga dan keadilan distribusi, usaha mereka terancam merugi dan gagal berkontribusi maksimal pada ketahanan pangan daerah.
🖊️ Penulis: Redaksi in:REALITA
📍 Editor: Redaksi in:REALITA
What's Your Reaction?






