Harga Gabah Rp6.500: Petani Lampura Masih Bertahan
Harga gabah di Lampung Utara capai Rp6.500/kg. Petani bisa bertahan, tapi belum sejahtera. Beban produksi dan harapan terus membayangi.

KOTABUMI, in:REALITA – Di tengah panasnya ladang dan dinginnya pasar, para petani padi di Lampung Utara mencoba tetap berdiri tegak. Harga gabah di tingkat petani saat ini mencapai Rp6.500 per kilogram, dan menurut mereka, itu masih “cukup”—cukup untuk menutup biaya pupuk, tenaga harian, dan sewa lahan. Tapi belum cukup untuk disebut sejahtera.
🔹 Biaya Produksi Naik, Harapan Tetap Sama
Petani menyebut harga tersebut hanya bertahan stabil, bukan naik signifikan. Padahal cuaca yang tak menentu, mahalnya pupuk, dan ongkos panen yang melonjak membuat ongkos produksi terus naik. Mereka berharap ada intervensi dari pemerintah daerah maupun pusat agar nilai tukar petani tidak stagnan terus.
🔹 Teknologi Pertanian Belum Jadi Solusi Penuh
Di sisi lain, kelompok tani lokal mulai mengedukasi anggota tentang sistem tanam modern, seperti irigasi tetes dan padi varietas unggul. Namun tanpa jaminan harga jual yang lebih baik, teknologi saja belum cukup.
“Kalau harga gabah tidak ikut tumbuh, semangat petani bisa layu sebelum panen,” ujar salah satu ketua kelompok tani muda di wilayah Sungkai.
Maka dari itu, Rp6.500 bukan angka kemenangan. Ini angka bertahan. Dan petani tidak butuh bertahan — mereka ingin hidup layak.
Catatan :
in:REALITA menyusun berita ini berdasarkan pengamatan redaksi terhadap informasi publik dari Radar Lampung dan pernyataan petani lokal.Penulis: Tim Redaksi in:REALITA
What's Your Reaction?






